Advertisement

Sejarah Tari Kecak Bali yang Penuh Unsur Magis dari Bali

Tari kecak bali adalah pertunjukan dramatari seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar

Sejarah Tari Kecak

Tari Kecak Bali


Tarian legendaris ini ternyata diciptakan sejak tahun 1930 silam oleh seniman tari asal Bali, Wayan Limbak. Pria kelahiran 1897 tersebut menciptakan mahakarya tari dengan berkolaborasi bersama seniman lukis dan musik berkebangsaan Jerman, Walter Spies. Seniman internasional itulah yang kemudian mempopulerkan Tarian ini ke dunia mancanegara.

Ide Wayan Limbak dalam melahirkan Tari Kecak terinspirasi dari Tari Sanghyang. Tari religius untuk menolak bala tersebut dimodifikasi menjadi Tari Kecak hingga dikenal seperti sekarang ini.

Kisah yang dituturkan dalam Tari Kecak ternyata berasal pula dari epos Ramayana. Epos India tersebut berkisah tentang raksasa Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Rama beserta pasukannya kemudian berusaha untuk menyelamatkan sang permaisuri. Epos ini mengandung berbagai pesan, seperti keberanian, kesetiaan pada pasangan, dan strategi dalam menghadapi musuh.

Pertunjukan Tari Kecak

Dalam pertunjukannya, tarian diawali dengan pembakaran dupa, lalu para rombongan pengiring memasuki panggung sambil mengumandangkan kata “cak..cak.. cak”. Kemudian mereka membentuk sebuah barisan melingkar, yang di tengah-tengahnya digunakan untuk menari. Dalam pertunjukan Tari Kecak ini penari memerankan lakon-lakon dalam cerita Ramayana, seperti Rama, Shinta, Rahwana, dan tokoh-tokoh lainnya. Gerakan dalam tarian ini tidak terlalu terpaku pada pakem, sehingga penari lebih luwes dalam bergerak dan fokus pada jalan cerita saja. Kadang-kadang ada juga beberapa adegan lucu yang diperagakan para penarinya. Selain itu beberapa adegan yang atraktif juga ditampilkan seperti permainan api dan atraksi lainnya. hal inilah yang membuat Tari Kecak memiliki kesan sakral namun juga menghibur.

Pengiring Tari Kecak

Tari Kecak ini merupakan salah satu kesenian drama tari yang sangat unik. Berbeda dengan kesenian pada umumnya, dalam pertunjukan Tari Kecak tidak menggunakan alat musik apapun. Tari Kecak ini hanya diiringi oleh suara teriakan anggota yang mengelilingi penari dan suara kerincing yang diikatkan di kaki para penarinya. Untuk anggota pengiring suara tersebut biasanya terdiri dari 50 orang atau lebih. Dalam anggota pengiring tersebut juga terdiri dari anggota yang bertugas sebagai, pengatur nada, penembang solo, dan Dalang yang mengatur jalannya cerita.

Tanpa Alat Musik, Hanya Mengandalkan Suara Penari

Pengiring tari kecak

Berbeda dengan tari pada umumnya, Tari Kecak tampil begitu unik karena tidak diiringi oleh instrumen musik apapun. Satu-satunya sumber iringan utama adalah suara penari langsung yang meneriakkan “cak cak cak” berulang kali. Suara penari yang membentuk formasi lingkaran tersebut menimbulkan kesan yang tak kalah memukau dengan bantuan iringan alat musik tertentu. Justru, suara “cak cak cak” semakin menambah nilai seni dan nilai magis yang terkandung dalam tarian tradisional ini.

Terdapat beragam pilihan destinasi yang dapat menjadi tempat menonton Tari Kecak di Pulau Dewata. Sambil menunggu momen sunset, kamu bisa menyaksikan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu. Alternatif lainnya adalah Tanah Lot yang terkenal dengan pura di atas pulau karangnya. Tak hanya itu, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pura Dalem Ubud, dan Batu Bulan juga menjadwalkan agenda pertunjukan tari kecak. Pertunjukan tari kecak di tempat tersebut memiliki waktunya masing-masing. Pura Luhur Uluwatu, misalnya, menampilkan tari kecak pada sekitar pukul 18.00-19.00 WITA.

Previous
Next Post »
Advertisement